oleh :
EZA
YUDA PRATAMA
CALON
GURU PENGGERAK ANGKATAN 11 KAB. KARAWANG
SDN
DAWUAN BARAT II
Saya akan merefleksikan pengetahuan dan
pengalaman baru yang saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada
modul 1.1 dan menyampaikan pemahaman saya tentang Koneksi Antar Materi.
Koneksi Antar Materi
Peran seorang pendidik
dalam pendidikan adalah "menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Karena pada dasarnya setiap anak telah memiliki kodrat alam atau modal untuk
berkembang sesuai potensinya. Dalam hal ini KHD mengibaratkan peran
pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji
tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun.
Ada dua kerangka dasar penting dari intisari
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan yaitu Perubahan dan Pendidikan
yang berorientasi pada murid. Poin perubahan terdiri dari 3 kerangka dasar
yaitu Kodrat Keadaan, Prinsip melakukan perubahan, dan Apa yang berubah?
Kerangka dasar yang pertama, Kodrat Keadaan.
Dalam melakukan suatu perubahan, haruslah disesuaikan dengan kodrat keadaan,
yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. “Kodrat alam” terkait dengan
tempat dimana anak itu berada. Anak-anak di lingkungan pertanian atau
pegunungan tentunya akan memiliki kodrat yang berbeda dari anak-anak di
lingkungan pegunungan. Anak-anak di lingkungan dengan dua musim akan berbeda
dengan anak-anak di lingkungan dengan empat musim. “Kodrat Zaman” mengacu pada
kondisi zaman saat anak itu lahir. Guru harus menyadari bahwa setiap zaman
memiliki situasi dan kesulitan yang berbeda, sesuai dengan sifat alam. Waktu
yang dihabiskan guru untuk menjadi murid berbeda dengan waktu yang dihabiskan
untuk menjadi guru saat ini. Setiap anak itu memiliki karakter dan kebiasaan
yang berbeda-beda sesuai tempat Dimana anak tersebut berada. Meskipun alamnya
sama tetapi akan berbeda dari waktu ke waktu. Anak tahun 90an akan berbeda
sikap dan karakternya dengan anak tahun 2000an. Maka dari itu Pendidikan harus
terus berubah menjawab tuntuan zamannya.
Kerangka dasar yang kedua, tentang prinsip
melakukan perubahan. ada yg disebut dengan asas trikon (kontiunitas,
konvergensi, konsentris). Dalam menerapkan prinsip melakukan perubahan pertama
harus kontiunitas artinya kita harus melakukan dialog kritis tentang sejarah.
Dalam bergerak maju ke depan, kita tidak boleh lupa akan akar nilai budaya yang
hakiki dari masyarakat. Yg kedua harus konvergensi artinya pendidikan harus
memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan. Yg ketiga konsentris
artinya pendidikan harus menghargai keragaman dan memerdekakan pemelajar.
“Apa yang Berubah” adalah pertanyaan dasar yang
ketiga dari kerangka dasar perubahan, adalah budi pekerti maksudnya ada dua kata
disini yaitu budi dan pekerti, menurut KHD budi itu cipta, rasa dan karsa
(cipta itu pikiran, rasa itu perasaan dan karsa itu kemauan) dan pekerti itu
tenaga atau raga. Pendidikan itu holistik dan seimbang tidak bisa timpang. Jika
itu dilakukan dengan benar, akan tercipta kesempurnaan moral yang akan
menghasilkan generasi muda yang bijak. Oleh karena itu, kebijaksanaan harus menjadi
tujuan dari semua disiplin ilmu.
Fokus pada anak di bagian kedua. Pendidik dan
pendidikan harus memperlakukan siswa dengan hormat. Dengan kata lain, semua
tindakan dilakukan demi kepentingan pendidikan siswa, baik sekarang maupun di
masa depan. Pendidik dalam melaksanakan pendidikan haruslah berprinsip pada
Budi Pekerti, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan berasaskan
Trilogi Pendidikan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri
Handayani. Yang berarti, Di Depan Menjadi Teladan, di Tengah Membangun
Semangat, di Belakang Memberikan Dorongan.
Refleksi
Dalam
membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara,
saya akan menjawab beberapa Pertanyaan pemantik berikut ini:
1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan
pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum saya mulai mempelajari Modul 1.1, saya
percaya bahwa Murid adalah kertas kosong, sehingga guru dapat bebas memberikan
warna apapun sesuai kehendak guru. Guru dapat memberikan ilmu ke murid
dengan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Murid dapat diseragamkan
cara belajarnya. Dengan memperhatikan penjelasan guru dan berlatih, murid
akan dapat menguasai materi pembelajaran. Pada pembelajaran didalam kelas
maupun diluar kelas saya lebih dominan menguasai kelas. Ketika saya mencoba
menggunakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa, saya kurang sabar
untuk menunggu anak menemukan ide-idenya.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku
Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari Modul 1.1, saya menjadi
sadar bahwa anak bukan merupakan kertas kosong yang dapat diwarnai sesuai
kehendak guru, masing-masing anak telah memiliki kodrat alam atau modal. Tugas
seorang pendidik adalah menuntunnya agar ia dapat mengembangkan kodrat alam
tersebut sesuai dengan kodrat zaman agar ia dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Dalam mendidik, dapat diibaratkan bahwa pendidik adalah seorang
petani dan anak merupakan benih tumbuhan yang akan disemai. Petani tidak bisa
memaksakan benih jagung akan tumbuh menjadi padi. Cara merawat setiap benih pun
tidak bisa diseragamkan. Ia memiliki keunikan sendiri-sendiri. Untuk
mengembangkan potensinya, seorang anak harus diberikan ruang untuk menemukan
dan mengembangkan potensinya. Pendidik harus menciptakan pembelajaran yang
terpusat pada anak, agar anak dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Karena
pada dasarnya anak bukan objek tetapi subjek, maka pendidik dengan suci hati
menghamba pada anak. Guru memberikan tuntunan dan bukan paksaan dalam mendidik.
Pendidik menerapkan trilogi pendidikan Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Dalam
menghadapi anak yang berbuat salah atau kurang ada motivasi untuk belajar,
tidak boleh menggunakan hukuman fisik, namun dengan menggunakan pendekatan agar
anak menyadari kesalahannya, ia juga mengetahui apa resiko dari yang ia
lakukan, sehingga ia akan berusaha memperbaiki dirinya.
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik
agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Hal yang saya lakukan adalah terus belajar.
Sebagai pendidik saya akan berliterasi mencari referensi bagaimana
mengembangkan pembelajaran berkualitas yang berpusat pada anak. Selain itu saya
berusaha menggali potensi anak dengan mengintensifkan komunikasi antara guru,
anak, dan orang tua. Dengan komunikasi yang baik diharapkan kendala yang
dihadapi anak dan guru dalam pembelajaran dapat teratasi dengan baik dengan
menerapkan prinsip keadilan, artinya tidak merugikan salah satu pihak. Berikutnya
saya membuat komitmen/ kesepakatan awal dengan anak dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya komitmen, semua pihak dapat menjalani proses dengan penuh
keikhlasan. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saya akan mengakhiri
dengan adanya refleksi untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
Salah
satu aksi nyata yang telah saya laksanakan diantaranya: saya hadir dan keluar kelas
sesuai jadwal pelajaran. Melaksanakan pembiasaan berapresiasi, baik kepada siswa
dan juga antar siswa. Menerapkan rasa saling asah, asih dan asuh. Pembiasaan sadar
untuk saling memaafkan, saling menghormati, bertutur kata dan bersikap sesuai dengan
norma dan tata krama. Memperkuat seni budaya lokal dan nasional dalam pembelajaran,
diantaranya bersama-sama menyanyikan lagu daerah di setiap awal pembelajaran. Memberikan
kebebasan siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keadaan
mereka masing-masing. Siswa lebih merdeka dan lebih bahagia mengerjakan tugas
tersebut dari apabila mengerjakan tugas yang harus sama semuanya baik cara
maupun metode yang digunakan siswa.
Aksi
nyata yang saya lakukan untuk sekolah diantaranya adalah: Saya berusaha sebaik mungkin
untuk bersikap, bertutur kata, dan berpenampilan sesuai dengan aturan dan tata
tertib serta budaya sekolah.
Demikian
kesimpulan Koneksi Antar Materi dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru
yang telah saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar